SURABAYA – Di ajang kompetisi Latte Art Championship yang digelar di sela sela acara East Java Coffe Show (EJCS) 2017, ada sosok yang menarik perhatian. Dia adalah Matthew Alonzo, 12. Remaja asal Surabaya ini menjadi peserta termuda dalam kompetisi seni lukis di atas kopi tersebut.
Saat ditemui sebelum perlombaan dimulai, Mattew didampingi oleh orangtuanya, Ari. Ari mengatakan, perlombaan kali ini merupakan event ketiga yang diikuti oleh Matthew. Sebelumnya, anak sulung dari tiga bersaudara ini pernah mengikuti perlombaan latte art yang digelar di Spacio Surabaya 2016 lalu dan kompetisi latte art di acara Urban Coffe Week, Marcell City Surabaya, Juli 2017.
“Di Urban Coffe Week, anak saya juara dua kompetisi latte art. Kalau yang tahun lalu dia masih masuk 16 besar,” aku Ari.
Bagi Ari, menjadi pemenang bukanlah tujuan utama. Yang terpenting adalah mencetak mental saat bertanding. Sebab peserta kompetisi latte art kebanyakan diikuti oleh orang dewasa.
Ari menceritakan, ketertarikan Matthew ke latte art diketahuinya sejak 2015 lalu. Saat itu Ari baru saja membuka cafe di Bojonegoro. Matthew yang tengah berlibur di Bojonegoro, lebih senang berada di café daripada berkumpul dengan keluarga di rumah. Saat berada di café, dia sering memperhatikan seorang barista yang tengah membuat coffe art. “Kalau libur, anak-anak memang sering saya ajak ke Bojonegoro,” kata dia.
Diakui Ari, awalnya dia melarang anaknya bermain di café karena akan mengganggu pekerja dan tidak nyaman dilihat oleh pengunjung. “Tapi dia bilang pingin belajar latte art. Ya, akhirnya saya membebaskan dia,” aku Ari.
Ari mengaku, bakat seni Matthew mengalir secara alami. Ari maupun istrinya tidak punya bakat seni. “Semua mengalir dengan sendirinya. Senang lah,” imbuh Ari.
Ketika pengunjung sepi, Matthew meminta Tony, salah satu karyawan untuk mengajarinya bagaimana membuat lukisan di atas kopi. Pada awalnya dia membuat gambar yang sederhana. Seperti hati, bunga tulip, dan bunga rosela. “Ternyata asyik juga. Waktu belajar, kopinya nggak disuguhkan ke pengunjung,” aku Matthew.
Karena ingin mengembangkan kemampuannya, Matthew pun mengikuti kompetisi latte art. Ajang Surabaya Coffe Festival 2016 menjadi kompetisi latte art pertama yang diikuti Matthew. Di acara ini dia menjadi peserta termuda dari 32 peserta.
Sayang, Matthew masih belum beruntung. “Saya cuma masuk sampai babak 16 besar saja. Karya saya biasa, terlalu sederhana,” ungkap Mattew.
Tak kapok kalah, Matthew pun mengikuti kompetisi latte art di ajang Urban Coffe Week yang di gelar Juli lalu di Marvell City. Daia harus bersaing dengan barista lain yang sudah berpengalaman. Lukisan tulip, wing tulip, rosela, dan swan yang ditorehkan Matthew di atas kopi telah mengantarkannya menjadi juara dua dalam ajang ini.
Matthew yang bercita-cita ingin memiliki coffe shop ini akan terus mengembangkan kemampuannya dalam melukis di atas kopi. “Kalau sudah besar, saya akan ikut kompetisi barista tingkat internasional,” ucap Matthew.