27 C
Surabaya
Wednesday, June 7, 2023

Jatim Miliki Hutan Mangrove 27.221 Hektare, Terluas Se-Pulau Jawa

SURABAYA – Jawa Timur memiliki luas hutan mangrove sebesar 27.221 Hektare. Dengan luasan tersebut, jika dipersentase, sebesar 48 persen dari hutan mangrove se-Jawa adalah hutan mangrove Jawa Timur.

Dengan komposisi mangrove kerapatan lebat sebesar 47,26 persen, mangrove kerapatan sedang 46,08 persen, dan mangrove kerapatan jarang 6,66 persen. Selain mangrove eksisting yang sudah ada, berdasarkan sumber data yang sama Jawa Timur juga memiliki potensi mangrove terluas se-Jawa dengan 51.557 Ha atau sekitar 35 persen.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa keaktifan menanam mangrove sengaja dilakukan sebagai upaya nyata Pemprov Jatim bersama seluruh elemen di Jatim dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca.

Baca Juga :  Pasar Keputran Utara Dibuka Lagi dengan Pengetatan Protokol Kesehatan

“Menanam mangrove adalah upaya kita bersama untuk mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060. Alhamdulillah dengan terus menanam di sangat banyak titik di kabupaten kota di Jatim, saat ini hutan mangrove Jatim merupakan yang terluas di Pulau Jawa,” tegas Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (19/1).

Lebih lanjut Khofifah menjelaskan bahwa berdasarkan hasil studi para ilmuwan, sumber emisi di Indonesia terbesar berasal dari sektor kehutanan terkait perubahan fungsi hutan dan lahan. Selain itu juga sektor energi, pertanian, indutri dan penggunaan produk serta limbah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019 bahwa sektor kehutanan memberikan kontribusi emisi sebesar hampir 925 Juta ton CO2e. Sementara penggunaan energi sebesar 638,81 Juta ton CO2e, limbah 134,12 Juta ton CO2e, pertanian 108,60 Juta ton CO2e dan industri serta penggunaan produk sebesar 60,18 Juta ton CO2.

Baca Juga :  Khofifah Bilang Ada Kendala Mahasiswa dari Pesantren Masuk Al Azhar Mesir

Dengan kondisi tersebut, ditegaskan mantan Menteri Sosial ini bahwa menanam mangrove adalah upaya yang tepat. Pasalnya tanaman mangrove sangat efektif untuk menyerap karbon dibandingkan tanaman lain.

“Serapan karbon dari ekosistem mangrove menjadi hal yang sangat penting dalam rangka pencapaian penurunan emisi gas rumah kaca. Mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbon 4 sampai 5 kali lebih besar dibandingkan tanaman pada hutan tropis di daratan,” tegasnya. (mus/rak)

SURABAYA – Jawa Timur memiliki luas hutan mangrove sebesar 27.221 Hektare. Dengan luasan tersebut, jika dipersentase, sebesar 48 persen dari hutan mangrove se-Jawa adalah hutan mangrove Jawa Timur.

Dengan komposisi mangrove kerapatan lebat sebesar 47,26 persen, mangrove kerapatan sedang 46,08 persen, dan mangrove kerapatan jarang 6,66 persen. Selain mangrove eksisting yang sudah ada, berdasarkan sumber data yang sama Jawa Timur juga memiliki potensi mangrove terluas se-Jawa dengan 51.557 Ha atau sekitar 35 persen.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa keaktifan menanam mangrove sengaja dilakukan sebagai upaya nyata Pemprov Jatim bersama seluruh elemen di Jatim dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca.

Baca Juga :  Kontrol Tekanan Darah di Tengah Covid-19 dengan Nebivolol

“Menanam mangrove adalah upaya kita bersama untuk mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060. Alhamdulillah dengan terus menanam di sangat banyak titik di kabupaten kota di Jatim, saat ini hutan mangrove Jatim merupakan yang terluas di Pulau Jawa,” tegas Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (19/1).

Lebih lanjut Khofifah menjelaskan bahwa berdasarkan hasil studi para ilmuwan, sumber emisi di Indonesia terbesar berasal dari sektor kehutanan terkait perubahan fungsi hutan dan lahan. Selain itu juga sektor energi, pertanian, indutri dan penggunaan produk serta limbah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019 bahwa sektor kehutanan memberikan kontribusi emisi sebesar hampir 925 Juta ton CO2e. Sementara penggunaan energi sebesar 638,81 Juta ton CO2e, limbah 134,12 Juta ton CO2e, pertanian 108,60 Juta ton CO2e dan industri serta penggunaan produk sebesar 60,18 Juta ton CO2.

Baca Juga :  Pasar Keputran Utara Dibuka Lagi dengan Pengetatan Protokol Kesehatan

Dengan kondisi tersebut, ditegaskan mantan Menteri Sosial ini bahwa menanam mangrove adalah upaya yang tepat. Pasalnya tanaman mangrove sangat efektif untuk menyerap karbon dibandingkan tanaman lain.

“Serapan karbon dari ekosistem mangrove menjadi hal yang sangat penting dalam rangka pencapaian penurunan emisi gas rumah kaca. Mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbon 4 sampai 5 kali lebih besar dibandingkan tanaman pada hutan tropis di daratan,” tegasnya. (mus/rak)

Most Read

Berita Terbaru