SURABAYA – Istri dan ibu terdakwa Mas Bechi alias Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) kini mengontrak rumah di dekat Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng. Hal itu dilakukan karena keduanya ingin lebih dekat dengan putra tunggal Kiai Muchtar Mu’thi, pemilik Pondok Pesantren Shiddiqiyah Jombang itu.
Mas Bechi saat ini sedang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dalam kasus dugaan pencabulan santriwati. Hal itu diceritakan oleh Shofwatul Ummah, ibunda Mas Bechi. Perempuan yang biasa dipanggil Bu Nyai itu mengaku baru saja mengontrak rumah di Surabaya. ”Sekarang kontrak rumah di Surabaya karena kita tahu kondisi sekarang,” kata Shofwatul Ummah, Jumat (12/8).
Alasannya, keduanya ingin dekat dengan Subchi yang kini menjadi pesakitan karena didakwa kasus dugaan pencabulan terhadap santri Ponpes Shiddiqiyah Jombang.
Sementara itu, Durrotun Mahsunnah, istri Mas Bechi, mengaku harus rela meninggalkan empat buah hatinya di Jombang. Dia mengatakan baru melahirkan putri terakhirnya pada 1,5 bulan lalu. ”Anak tiga sudah sekolah semua, jadi sendiri. Yang paling kecil masih bayi usia 1,5 bulan,” ungkap Sunnah, sapaan akrab Durrotun Mahsunnah.
Selama mendampingi Mas Bechi, Sunnah mengaku tak mendapat permintaan apapun dari suaminya di balik jeruji. Dalam seminggu, dia bisa dua kali menjenguk suaminya. ”Orangnya apa adanya. Nggak pernah aneh-aneh minta apa-apa. Anak saya, dua perempuan dan dua laki-laki. Sekarang harus ditinggal dulu,” ujar Sunnah.

Sambil terisak, Sunnah menceritakan bahwa empat anaknya sering mencari keberadaan ayahnya. Terlebih lagi, dia baru melahirkan putri bungsunya 1,5 bulan lalu. ”Anak saya tanya, Abah ke mana. Kok ada di TV, di YouTube. Saya yakin kasus ini fitnah dan rekayasa,” ucap Sunnah.
Dia pun memohon kepada korban yang telah melaporkan suaminya untuk mengatakan yang sebenarnya. Sebab, apa yang terjadi pada suaminya saat ini menurut Sunnah sangat tidak benar. ”Saya dampingi Mas Bechi di tiap sidang. Ini semua fitnah,” ucap Sunnah.
Dia menegaskan, suaminya sudah beberapa kali difitnah untuk menghancurkan nama baik dan karirnya. Ini karena Mas Bechi adalah anak tunggal yang bakal menjadi ahli waris dan penerus ponpes.
Menurut dia, dalam kasus dugaan pencabulan ini ada “gerombolan” orang dalam ponpes yang memfitnah Mas Bechi. Ia menyebut ada pihak ketiga yang ingin menghancurkan nama baik Bechi. “Itu sudah sering dilakukan sebelum difitnah dengan pelecehan seksual ini. Kami berharap saksi berkata jujur di hadapan majelis hakim karena kita sama-sama perempuan,” tegasnya.
Menurut Sunnah, Mas Bechi tidak bersalah dan cuma difitnah oleh “gerombolan” itu. “Harapan saya, Mas Bechi bisa pulang dan mendapat keadilan,” katanya.
Sementara itu, koordinator tim penasihat hukum Mas Bechi, I Gede Pasek Suardika mengatakan, kliennya sudah berkali-kali dilaporkan ke polisi dengan berbagai tuduhan. “Bahkan, sudah dicari kesalahannya sejak usia sembilan tahun,” katanya.
Menurut mantan anggota DPR RI dari Partai Demokrat ini, Mas Bechi adalah anak tunggal sehingga berhak meneruskan manajemen ponpes. Dengan terus mencari kesalahannya, diharapkan Bechi tidak berhak lagi bertempat tinggal di ponpes. “Dengan begitu, yang memfitnah itu bisa menggantikan posisi terdakwa,” ungkap Pasek. (jar/rek/jay)