28.3 C
Surabaya
Tuesday, May 30, 2023

Khofifah Bawa Air dan Tanah dari Kedaton Majapahit ke IKN Nusantara

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan prosesi Mendhet Tirto lan Siti di Kawasan Sumur Upas Candi Kedaton, Trowulan, Mojokerto, Sabtu (12/3). Khofifah didampingi langsung oleh Bupati Mojokerto Ikhfina, Wali Kota Mojokerto Ita Puspitasari, para budayawan, serta para sejarawan.

Dalam prosesi tersebut, Khofifah mengambil tanah Kedaton dan air dari sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Rencananya, tanah dan air tersebut akan dibawa ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Sepaku, Kalimantan Timur. Bertepatan dengan agenda kemah bersama Presiden Joko Widodo di IKN, pada tanggal 13- 14 Maret.

Semua gubernur dari 34 provinsi di Indonesia bakal berkumpul di lokasi IKN Sepaku bersama Presiden Jokowi. Dimana, semua gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing provinsi ke lokasi IKN yang nantinya bakal dimasukan dalam kendi bernama Kendi Nusantara.

Pada saat prosesi pengambilan air sumur di Sumur Upas Gubernur Khofifah mengambil sejumlah air yang kemudian diletakkan pada sebuah Gentong yang sudah terisi air serta Siwur di atas bibir Sumur Kedaton yang selanjutnya diisi ke dalam kendi.

Baca Juga :  Santri Nganjuk Dukung Airlangga Hartarto Maju Capres 2024

Selanjutnya, Khofifah menuju tempat prosesi pengambilan tanah berjarak 10 meter dari tempat pengambilan air. Seluruh prosesi pengambilan air dan tanah tersebut diawali dengan pembacaan doa dari penjaga situs maupun candi.

Usai pelaksanaan prosesi, Khofifah menyampaikan bahwa Air dan Tanah dari Bumi Majapahit ini memiliki nilai sejarah yang cukup besar. Dimana, Nusantara merupakan bagian dari Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajahmada.

Menurutnya, dari berbagai referensi disampaikan bahwa Nusa mengandung arti Pulau kemudian Antara artinya luar. Dan jika disimpulkan menjadi sebaran dari pulau-pulau yang berjumlah banyak namun bisa dipersatukan oleh Kerajaan Majapahit.

“Sebelum pulau-pulau dipersatukan oleh Majapahit, Mahapatih Gajahmada melakukan puasa. Amukti palapa dalam Sumpah Palapa merupakan bagian yang begitu kuat dimana tekad dari Mahapatih Gajahmada mempersatukan banyak pulau ke dalam Nusantara. Seluruh nilai referensi dari sejarah ini dituangkan oleh  Mpu Prapanca di Buku Nagarakartagama. Juga dikuatkan dengan Buku Sutasoma karya Mpu Tantular tertulis Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa,” terangnya

Baca Juga :  105 Orang Tewas, Kecelakaan di Perlintasan KA Meningkat di Jatim

Khofifah menyebut, makna kebhinekaan merupakan suatu kesatuan dan kebenaran yang tidak boleh diduakan. Untuk itu, dirinya bersama Bupati dan Walikota Mojokerto dan para budayawan, sejarawan, juga tokoh adat serta cendikiawan dari Unair maupun ITS berkoordinasi untuk bisa membawa air dan tanah dari Bumi Majapahit ke IKN.

Ia menambahkan Nusantara merupakan bagian dari Sumpah Palapa yang akhirnya bisa mempersatukan banyak pulau pulau. Sehingga, jika nusantara di zaman dulu dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, sekarang Nusantara dibawah naungan  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami sebar tim dari Pemprov Jatim mengambil mata air dari tujuh sumber. Kesemuanya ini menjadi bentuk kontribusi dari Jawa Timur untuk nama Nusantara yang telah di tentukan oleh Presiden,” pungkasnya. (mus/rak)

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan prosesi Mendhet Tirto lan Siti di Kawasan Sumur Upas Candi Kedaton, Trowulan, Mojokerto, Sabtu (12/3). Khofifah didampingi langsung oleh Bupati Mojokerto Ikhfina, Wali Kota Mojokerto Ita Puspitasari, para budayawan, serta para sejarawan.

Dalam prosesi tersebut, Khofifah mengambil tanah Kedaton dan air dari sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Rencananya, tanah dan air tersebut akan dibawa ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Sepaku, Kalimantan Timur. Bertepatan dengan agenda kemah bersama Presiden Joko Widodo di IKN, pada tanggal 13- 14 Maret.

Semua gubernur dari 34 provinsi di Indonesia bakal berkumpul di lokasi IKN Sepaku bersama Presiden Jokowi. Dimana, semua gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing provinsi ke lokasi IKN yang nantinya bakal dimasukan dalam kendi bernama Kendi Nusantara.

Pada saat prosesi pengambilan air sumur di Sumur Upas Gubernur Khofifah mengambil sejumlah air yang kemudian diletakkan pada sebuah Gentong yang sudah terisi air serta Siwur di atas bibir Sumur Kedaton yang selanjutnya diisi ke dalam kendi.

Baca Juga :  Lepas 543 Atlet Jatim ke PON XX Papua, Gubernur Target Juara Umum

Selanjutnya, Khofifah menuju tempat prosesi pengambilan tanah berjarak 10 meter dari tempat pengambilan air. Seluruh prosesi pengambilan air dan tanah tersebut diawali dengan pembacaan doa dari penjaga situs maupun candi.

Usai pelaksanaan prosesi, Khofifah menyampaikan bahwa Air dan Tanah dari Bumi Majapahit ini memiliki nilai sejarah yang cukup besar. Dimana, Nusantara merupakan bagian dari Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajahmada.

Menurutnya, dari berbagai referensi disampaikan bahwa Nusa mengandung arti Pulau kemudian Antara artinya luar. Dan jika disimpulkan menjadi sebaran dari pulau-pulau yang berjumlah banyak namun bisa dipersatukan oleh Kerajaan Majapahit.

“Sebelum pulau-pulau dipersatukan oleh Majapahit, Mahapatih Gajahmada melakukan puasa. Amukti palapa dalam Sumpah Palapa merupakan bagian yang begitu kuat dimana tekad dari Mahapatih Gajahmada mempersatukan banyak pulau ke dalam Nusantara. Seluruh nilai referensi dari sejarah ini dituangkan oleh  Mpu Prapanca di Buku Nagarakartagama. Juga dikuatkan dengan Buku Sutasoma karya Mpu Tantular tertulis Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa,” terangnya

Baca Juga :  Santri Nganjuk Dukung Airlangga Hartarto Maju Capres 2024

Khofifah menyebut, makna kebhinekaan merupakan suatu kesatuan dan kebenaran yang tidak boleh diduakan. Untuk itu, dirinya bersama Bupati dan Walikota Mojokerto dan para budayawan, sejarawan, juga tokoh adat serta cendikiawan dari Unair maupun ITS berkoordinasi untuk bisa membawa air dan tanah dari Bumi Majapahit ke IKN.

Ia menambahkan Nusantara merupakan bagian dari Sumpah Palapa yang akhirnya bisa mempersatukan banyak pulau pulau. Sehingga, jika nusantara di zaman dulu dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, sekarang Nusantara dibawah naungan  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami sebar tim dari Pemprov Jatim mengambil mata air dari tujuh sumber. Kesemuanya ini menjadi bentuk kontribusi dari Jawa Timur untuk nama Nusantara yang telah di tentukan oleh Presiden,” pungkasnya. (mus/rak)

Most Read

Berita Terbaru