SURABAYA – Museum Rumah Air milik PDAM Surya Sembada yang berada di jalan Basuki Rahmat Surabaya terlihat sepi. Dari pantau Radar Surabaya di lapangan meski pada hari efektif, museum tersebut terlihat sepi pengunjung.
Menurut Direktur PDAM Surya Sembada Mujiaman, saat ini pihaknya membutuhkan support dari warga Surabaya untuk menghidupkan museum yang dioperasikan sejak 2017 lalu agar ramai dikunjungi.
Bahkan PDAM selaku pengelola akan memberikan fasilitas transpor bagi setiap masyarakat yang berkunjung. “Ya kami berharap bisa dibantu agar dengan adanya Museum Rumah Air tersebut kita semua (masyarakat, Red) bisa melestarikan sumber daya air dan kesadarannya karena goal (tujuannya, Red) di situ, untuk meramaikan museum tersebut kami siap menyiapkan anggarannya,” katanya.
Museum yang merupakan gedung cagar budaya bekas markas Badan Keselamatan Rakyat (BKR) yang berdiri di tahun 1950 silam diharapkan bisa mendapat support dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, karena potensinya sejarahnya yang sangat besar.
”Kami sudah tidak punya tenaga lagi untuk mengurusi itu, sehingga kami minta bantu untuk bisa membantu meramaikan museum tersebut. Terutama ada support dari pemkot,” harapnya.
Selain itu, Mujiaman mengatakan, potensi destinasi di Museum Rumah Air tersebut nantinya juga bisa dipaketkan dengan tandon air di Wonokitri yang merupakan bangunan zaman Belanda dan pengolahan air siap minum di Ngangel. “Ini kalau kita amati potensinya luar biasa sekali, jadi kita bisa paketkan wisata tersebut. Sehingga wisatanya dapat, sejarahnya juga ada,” ungkapnya.
Menurut Mujiaman, pengunjung yang harus izin ke kantor yaitu pengunjung yang datang secara rombongan, karena pihak pengelola museum harus mempersiapkan segala fasilitasnya.
”Sebetulnya ya masih ada pengunjungnya, tapi tidak ramai. Biasanya mereka yang study tour gitu. Kalau hari Sabtu dan Minggu biasanya ada juga yang datang, tapi kadang juga tutup kalau nggak ada laporan kunjungan,” pungkasnya. (rmt/nur)