25 C
Surabaya
Monday, May 29, 2023

Pilkada dan Libur Tahun Baru Dikhawatirkan Jadi Klaster Baru Covid-19

SURABAYA – Menjelang Pilkada serentak dan libur akhir tahun 2020, diprediksi jumlah penderita Covid-19 di Kota Surabaya akan melonjak drastis. Jubir Tim Satgas Covid-19 Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga (Unair), dr. Alfian Nur Rosyid, Sp.P berharap pada saat Pilkada dan libur pergantian Tahun Baru nanti, masyarakat tidak lengah.

Karena jika lengah terhadap protokol kesehatan (prokes) maka penyebaran Covid-19 akan kian mudah. “Kita melihat masyarakat mulai lengah soal protokol kesehatan,” ungkap dr. Alfian, Rabu (2/12).

Lebih jauh ia menjelaskan, kalau protokol kesehatan terus-terusan disepelekan bisa menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya. Bahkan, bisa-bisa kembali menjadi zona merah. “Tidak menutup kemungkinan itu menjadi sumber klaster Covid-19 baru, bila protokol tidak dilakukan. Kerumunan massa di mana-mana. Bisa jadi zona merah lagi,” lanjutnya.

Baca Juga :  Gelar Rapid Test On The Spot, Satu Pengunjung Warkop Positif Corona

Dokter Alfian pun menyarankan bila pelaksanaan Pilkada 2020 seharusnya ditunda terlebih dahulu bila protokol kesehatan tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Bila memang tidak bisa ditunda atau pelaksanaan tetap dilakukan maka harus ada kajian pra pilkada tentang kepatuhan protokol kesehatan yang benar-benar bisa dipatuhi oleh masyarakat.

“Jadi, seperti ada pemeriksaan screening Covid-19 peserta Pilkada. Misalnya, ada swab sebelum melakukan pencoblosan. Ada aturan dan pola baru Pilkada yang berbeda dengan Pilkada sebelumnya. Bisa juga menggunakan teknologi agar meminimalkan kontak orang, atau durasi pemilihan diatur, jam antrean, jumlah orang dalam antrean dan lain sebagainya perlu dipertimbangkan,” jelas dr. Alfian.

Dokter Alfian sendiri tidak sepenuhnya yakin protokol kesehatan itu bisa dipatuhi dengan baik saat Pilkada serentak nanti.  “Pilkada kurang beberapa hari lagi. Rasanya pesimis persiapan Pilkada dengan kebiasaan baru bisa dilakukan dengan baik,” tambahnya.

Baca Juga :  Lewat Pemilihan Online, Prof Nasih Aklamasi Pimpin Unair 2020-2025

Meskipun pesimis, dr. Alfian berharap kepada pemerintah dan TNI/Polri serta masyarakat bisa lebih tegas atau mengingatkan warga yang abai dengan protokol kesehatan. “Protokol kesehatan yang abai diterapkan saat liburan atau Pilkada dapat menjadi titik awal pelonjakan kasus. Oleh karena itu saya harap harus ada niat, koordinasi dan strategi yang baik dari semua lini dan pengambil kebijakan agar Covid-19 ini dapat dituntaskan di Indonesia,” pungkasnya. (gin/opi)

SURABAYA – Menjelang Pilkada serentak dan libur akhir tahun 2020, diprediksi jumlah penderita Covid-19 di Kota Surabaya akan melonjak drastis. Jubir Tim Satgas Covid-19 Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga (Unair), dr. Alfian Nur Rosyid, Sp.P berharap pada saat Pilkada dan libur pergantian Tahun Baru nanti, masyarakat tidak lengah.

Karena jika lengah terhadap protokol kesehatan (prokes) maka penyebaran Covid-19 akan kian mudah. “Kita melihat masyarakat mulai lengah soal protokol kesehatan,” ungkap dr. Alfian, Rabu (2/12).

Lebih jauh ia menjelaskan, kalau protokol kesehatan terus-terusan disepelekan bisa menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya. Bahkan, bisa-bisa kembali menjadi zona merah. “Tidak menutup kemungkinan itu menjadi sumber klaster Covid-19 baru, bila protokol tidak dilakukan. Kerumunan massa di mana-mana. Bisa jadi zona merah lagi,” lanjutnya.

Baca Juga :  Hasil Survei Cigna: Indeks Persepsi Kesejahteraan Indonesia 2021 Turun

Dokter Alfian pun menyarankan bila pelaksanaan Pilkada 2020 seharusnya ditunda terlebih dahulu bila protokol kesehatan tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Bila memang tidak bisa ditunda atau pelaksanaan tetap dilakukan maka harus ada kajian pra pilkada tentang kepatuhan protokol kesehatan yang benar-benar bisa dipatuhi oleh masyarakat.

“Jadi, seperti ada pemeriksaan screening Covid-19 peserta Pilkada. Misalnya, ada swab sebelum melakukan pencoblosan. Ada aturan dan pola baru Pilkada yang berbeda dengan Pilkada sebelumnya. Bisa juga menggunakan teknologi agar meminimalkan kontak orang, atau durasi pemilihan diatur, jam antrean, jumlah orang dalam antrean dan lain sebagainya perlu dipertimbangkan,” jelas dr. Alfian.

Dokter Alfian sendiri tidak sepenuhnya yakin protokol kesehatan itu bisa dipatuhi dengan baik saat Pilkada serentak nanti.  “Pilkada kurang beberapa hari lagi. Rasanya pesimis persiapan Pilkada dengan kebiasaan baru bisa dilakukan dengan baik,” tambahnya.

Baca Juga :  RSUD Dr Soetomo Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur Idul Fitri

Meskipun pesimis, dr. Alfian berharap kepada pemerintah dan TNI/Polri serta masyarakat bisa lebih tegas atau mengingatkan warga yang abai dengan protokol kesehatan. “Protokol kesehatan yang abai diterapkan saat liburan atau Pilkada dapat menjadi titik awal pelonjakan kasus. Oleh karena itu saya harap harus ada niat, koordinasi dan strategi yang baik dari semua lini dan pengambil kebijakan agar Covid-19 ini dapat dituntaskan di Indonesia,” pungkasnya. (gin/opi)

Most Read

Berita Terbaru