SURABAYA – Menjelang Pilkada serentak dan libur akhir tahun 2020, diprediksi jumlah penderita Covid-19 di Kota Surabaya akan melonjak drastis. Jubir Tim Satgas Covid-19 Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga (Unair), dr. Alfian Nur Rosyid, Sp.P berharap pada saat Pilkada dan libur pergantian Tahun Baru nanti, masyarakat tidak lengah.
Karena jika lengah terhadap protokol kesehatan (prokes) maka penyebaran Covid-19 akan kian mudah. “Kita melihat masyarakat mulai lengah soal protokol kesehatan,” ungkap dr. Alfian, Rabu (2/12).
Lebih jauh ia menjelaskan, kalau protokol kesehatan terus-terusan disepelekan bisa menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya. Bahkan, bisa-bisa kembali menjadi zona merah. “Tidak menutup kemungkinan itu menjadi sumber klaster Covid-19 baru, bila protokol tidak dilakukan. Kerumunan massa di mana-mana. Bisa jadi zona merah lagi,” lanjutnya.
Dokter Alfian pun menyarankan bila pelaksanaan Pilkada 2020 seharusnya ditunda terlebih dahulu bila protokol kesehatan tidak bisa dilakukan dengan maksimal. Bila memang tidak bisa ditunda atau pelaksanaan tetap dilakukan maka harus ada kajian pra pilkada tentang kepatuhan protokol kesehatan yang benar-benar bisa dipatuhi oleh masyarakat.
“Jadi, seperti ada pemeriksaan screening Covid-19 peserta Pilkada. Misalnya, ada swab sebelum melakukan pencoblosan. Ada aturan dan pola baru Pilkada yang berbeda dengan Pilkada sebelumnya. Bisa juga menggunakan teknologi agar meminimalkan kontak orang, atau durasi pemilihan diatur, jam antrean, jumlah orang dalam antrean dan lain sebagainya perlu dipertimbangkan,” jelas dr. Alfian.
Dokter Alfian sendiri tidak sepenuhnya yakin protokol kesehatan itu bisa dipatuhi dengan baik saat Pilkada serentak nanti. “Pilkada kurang beberapa hari lagi. Rasanya pesimis persiapan Pilkada dengan kebiasaan baru bisa dilakukan dengan baik,” tambahnya.
Meskipun pesimis, dr. Alfian berharap kepada pemerintah dan TNI/Polri serta masyarakat bisa lebih tegas atau mengingatkan warga yang abai dengan protokol kesehatan. “Protokol kesehatan yang abai diterapkan saat liburan atau Pilkada dapat menjadi titik awal pelonjakan kasus. Oleh karena itu saya harap harus ada niat, koordinasi dan strategi yang baik dari semua lini dan pengambil kebijakan agar Covid-19 ini dapat dituntaskan di Indonesia,” pungkasnya. (gin/opi)