SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Jatim merupakan provinsi yang memiliki perusahaan konstruksi terbanyak di Indonesia selama periode 2020-2021. Tentu hal ini memberi kontribusi yang besar dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, bukan hanya di Jatim.
Sebagaimana disebutkan dalam rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2021 lalu, yakni Konstruksi Dalam Angka 2021, Jatim berhasil mengungguli 33 provinsi lainnya dengan total 24.596 perusahaan konstruksi. Angka tersebut bahkan mengalami kenaikan sebesar 26,59 persen jika dibandingkan tahun 2020 sebanyak 19.430 perusahaan konstruksi.
Dari total 24.596 kontraktor tersebut, terdiri dari 20.280 perusahaan berskala kecil, 2.303 perusahaan berskala menengah dan 102 perusahaan berskala besar. Sedangkan 1.911 perusahaan lainnya tidak termasuk dalam kualifikasi.
“Peningkatan jumlah perusahaan konstruksi ini merupakan wujud kerja keras dan keseriusan dari seluruh elemen infrastruktur di Jatim. Tentu mereka memberikan kontribusi dan dedikasi untuk semua sektor dan semua daerah di Indonesia. Bukan hanya di Jatim,” jelasnya.
Mantan Menteri Sosial ini menambahkan, meskipum kondisi pandemi Covid-19, namun pertumbuhan sektor konstruksi terus berjalan. Menurutnya ini menjadi penguat tagline ‘Optimis Jatim Bangkit’.
“Bahkan, peningkatan jumlah perusahaan konstruksi ini juga bisa menjadi pendukung utama dalam realisasi berbagai macam proyek pembangunan infrastruktur Jatim yang tertuang di dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Proyek Strategis Nasional (PSN). Di dalamnya banyak sekali PSN yang diharapkan bisa segera terealisasikan,” terangnya.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, tren peningkatan kontraktor juga dirasa akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Hal ini mengingat, peran sektor konstruksi berkaitan erat dengan penyerapan tenaga kerja, penanaman modal, jumlah proyek infrastruktur dan bangunan, hubungan timbal balik dengan sektor-sektor pendukung, bahkan menjadi fasilitator dalam pergerakan dan pertumbuhan barang dan jasa.
“Tentunya kita berharap bahwa perkembangan infrastruktur nantinya akan sejalan dengan naiknya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat secara umum,” harap Khofifah.
Menurutnya, pemerataan pembangunan untuk semua sektor juga didukung oleh sektor konstruksi antara lain ketahanan pangan di tiap daerah, pemenuhan kebutuhan listrik dan energi nasional, peningkatan sarana pendidikan dan kesehatan, akses jalan yang memadai untuk pengangkutan barang dan jasa, dan peningkatan daya tarik pariwisata. (mus/nur)