SURABAYA-Pertumbuhan generasi milenial yang cukup pesat membuat developer mulai meliriknya dan menjadikannya sebagai potensi market yang potensial. Hanya saja, mereka harus menyiapkan produk yang pas dengan kemampuan daya beli mereka.
Menurut Hartono Sarwono, Ketua Umum Arebi pusat, sebenarnya kondisi market properti tahun ini diperkirakan tidak akan banyak mengalami pergerakan dari tahun lalu. Hal ini karena kondisi ekonomi yang masih mengalami pelambatan pertumbuhannya.
“Masih cenderung stagnan. Kalaupun ada kenaikan harga hanya berkisar 5-10 persen,” ujar Hartono di Surabaya, Selasa (30/1).
Dijelaskan dia, market millennial akan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan pendapatan mereka dengan kenaikan UMK. Namun developer yang membidik generasi milenial, baik yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), karyawan swasta, profesional maupun start-up, harus menyiapkan produk yang sesuai dengan daya beli mereka.
“Tahun ini sekitar 60-70 persen market properti secara umum akan didominasi produk dengan range harga sekitar Rp 300 juta hingga Rp 1 miliar,” tambahnya.
Rudy Sutanto, ketua Arebi Jatim mengatakan, di Surabaya pasar skunder harganya juga akan stagnan tahun ini. Sebab harga yang terjadi tahun 2016 lalu sudah tinggi sehingga kalau akan dinaikan signifikan lagi maka tidak pas dengan daya beli sekarang.
“Kalau untuk pengembangan proyek, selain Sidoarjo juga Gresik Selatan. Di sana lahan yang tersedia masih luas dan dekat dengan jalan tol sehingga cukup bagus untuk pengembangan proyek,” ujar Rudy.
Terkait dengan program sejuta rumah, Hartono meminta agar pemerintah ikut berperan aktif dengan menyediakan lahan yang luas untuk hunian. Sebab kalau program tersebut sepenuhnya diserahkan ke swasta maka harganya akan jadi mahal sebab harga tanah juga mahal.
“Kalau perlu disediakan lahan pembangunan skala kota mandiri. Sementara bentuk hunian bisa landed maupun apartemen , tergantung kebutuhan masing-masing kota,” kata Rudy. (fix/hen)