30 C
Surabaya
Saturday, June 10, 2023

Realisasi Produksi Kayu Bulat Hutan Negara Jatim Baru 48 Persen

SURABAYA-Produksi kayu bulat hutan negara di Jawa Timur (Jatim) target realisasinya 526.474 meter kubik. Namun realisasinya baru mencapai 252.772 meter kubik atau 48 persen.

“Secara rinci, jenis kayu Jati ditarget 232.105 meter kubik dan terelasisasi 124.244 meter kubik atau 54 persen, dan kayu Rimba ditarget 249.368 meter kubik dan terealisasi 128.547 meter kubik atau 44 persen,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur Hadi Sulistyo.

Hadi menambahakan, untuk target realisasi hasil hutan bukan kayu targetnya 63.006 ton, namun realisasinya 32.540 ton atau mencapai 52 persen. Rincian hasil hutan bukan kayu tersebut di antaranya adalah produksi getah pinus ditarget 31.506 ton dan telah tercapai 18.201 ton atau 58 persen

Disusul produksi daun kayu putih ditarget 31.415 ton, dan terealisasi 14.262 ton atau 45 persen, dan porang ditarget 85,5 ton hing ga tercapai 76,09 ton atau setara 89 persen. “Produksi getah pinus dan daun kayu putih ini terus digencarkan untuk memenuhi bahan baku pabrik minyak gondorukem/terpentin dan pabrik minyak kayu putih milik Perhutani Jatim,” jelasnya.

Baca Juga :  Inklusivitas Akses Literasi Tingkatkan Kualitas SDM & Dorong Wirausaha

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim ini mengatakan, tinggi rendahnya produksi kayu bulat ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasar kayu yang menjadi penyedia bahan baku untuk industri pengolahan kayu.

Menurutnya, target produksi kayu bulat dan hasil hutan bukan kayu  yang berasal dari hutan negara di Jatim telah dikelola Perum Perhutani Divre Jatim dan sudah diatur dalam rencana pengaturan kelestarian hutan (RPKH). “RPKH ini untuk jangka waktu 10 tahun kemudian di-breakdown per tahunnya dalam rencana teknik tahunan (RTT),” ungkapnya.

Hadi menambahkan, untuk pemasaran hutan kayu yang berasal dari hutan negara dan Perum Perhutani Divre Jatim hingga Agustus 2020 sebesar 255.285 meter kubik. Untuk pemasaran luar provinsi sebesar 56.625 meter kubik, dalam provinsi 198.660 meter kubik.

Baca Juga :  Ekspor Komoditas Pertanian Jatim Peringkat Dua Nasional

“Untuk penyerapan pasar dalam provinsi selama ini dimanfaatkan untuk industri primer sebanyak 120.494 meter kubik, dan dimanfaatkan oleh perajin sebanyak 78.166 meter kubik,” jelasnya.

Selain itu, Hadi menuturkan, potensi ekspor produk kehutanan masih besar. Karena itu, pemerintah terus berusaha meningkatkan ekspor dari sektor tersebut. “Produk yang diekspor meliputi furnitur kayu, panel, veneer, wood working, chipwood (serpih kayu), paper (kertas), dan kerajinan,” katanya.

Lebih lanjut Hadi menjelaskan, tujuan ekspor adalah negara-negara di Eropa, Amerika, dan Asia. Menurutnya, potensi ekspor yang besar itu diperlukan dukungan bahan baku yang memadai.

“Kalau hanya mengandalkan kayu yang berasal dari hutan negara, jelas tidak akan mencukupi. Sebab, ketersediaannya terus berkurang. Meningkatkan produk ekspor bisa dilakukan dengan cara mengembangkan hutan hak atau hutan rakyat,” pungkasnya. (mus/nur)

SURABAYA-Produksi kayu bulat hutan negara di Jawa Timur (Jatim) target realisasinya 526.474 meter kubik. Namun realisasinya baru mencapai 252.772 meter kubik atau 48 persen.

“Secara rinci, jenis kayu Jati ditarget 232.105 meter kubik dan terelasisasi 124.244 meter kubik atau 54 persen, dan kayu Rimba ditarget 249.368 meter kubik dan terealisasi 128.547 meter kubik atau 44 persen,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur Hadi Sulistyo.

Hadi menambahakan, untuk target realisasi hasil hutan bukan kayu targetnya 63.006 ton, namun realisasinya 32.540 ton atau mencapai 52 persen. Rincian hasil hutan bukan kayu tersebut di antaranya adalah produksi getah pinus ditarget 31.506 ton dan telah tercapai 18.201 ton atau 58 persen

Disusul produksi daun kayu putih ditarget 31.415 ton, dan terealisasi 14.262 ton atau 45 persen, dan porang ditarget 85,5 ton hing ga tercapai 76,09 ton atau setara 89 persen. “Produksi getah pinus dan daun kayu putih ini terus digencarkan untuk memenuhi bahan baku pabrik minyak gondorukem/terpentin dan pabrik minyak kayu putih milik Perhutani Jatim,” jelasnya.

Baca Juga :  Pemanfaatan SRG Tingkatkan Kesejahteraan Peternak Ayam

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim ini mengatakan, tinggi rendahnya produksi kayu bulat ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasar kayu yang menjadi penyedia bahan baku untuk industri pengolahan kayu.

Menurutnya, target produksi kayu bulat dan hasil hutan bukan kayu  yang berasal dari hutan negara di Jatim telah dikelola Perum Perhutani Divre Jatim dan sudah diatur dalam rencana pengaturan kelestarian hutan (RPKH). “RPKH ini untuk jangka waktu 10 tahun kemudian di-breakdown per tahunnya dalam rencana teknik tahunan (RTT),” ungkapnya.

Hadi menambahkan, untuk pemasaran hutan kayu yang berasal dari hutan negara dan Perum Perhutani Divre Jatim hingga Agustus 2020 sebesar 255.285 meter kubik. Untuk pemasaran luar provinsi sebesar 56.625 meter kubik, dalam provinsi 198.660 meter kubik.

Baca Juga :  Inklusivitas Akses Literasi Tingkatkan Kualitas SDM & Dorong Wirausaha

“Untuk penyerapan pasar dalam provinsi selama ini dimanfaatkan untuk industri primer sebanyak 120.494 meter kubik, dan dimanfaatkan oleh perajin sebanyak 78.166 meter kubik,” jelasnya.

Selain itu, Hadi menuturkan, potensi ekspor produk kehutanan masih besar. Karena itu, pemerintah terus berusaha meningkatkan ekspor dari sektor tersebut. “Produk yang diekspor meliputi furnitur kayu, panel, veneer, wood working, chipwood (serpih kayu), paper (kertas), dan kerajinan,” katanya.

Lebih lanjut Hadi menjelaskan, tujuan ekspor adalah negara-negara di Eropa, Amerika, dan Asia. Menurutnya, potensi ekspor yang besar itu diperlukan dukungan bahan baku yang memadai.

“Kalau hanya mengandalkan kayu yang berasal dari hutan negara, jelas tidak akan mencukupi. Sebab, ketersediaannya terus berkurang. Meningkatkan produk ekspor bisa dilakukan dengan cara mengembangkan hutan hak atau hutan rakyat,” pungkasnya. (mus/nur)

Most Read

Berita Terbaru