28 C
Surabaya
Saturday, June 10, 2023

Dibayangi Krisis Global, Siantar Optimis Penjualan Naik Double Digit

SURABAYA – PT Siantar Top Tbk – produsen makanan ringan – tetap optimis tahun 2023 penjualannya akan tumbuh double digit meskipun dunia bisnis dibayangi isu krisis global. Selain terus meningkatkan efisiensi di semua lini, juga memperkuat distribusi dan network baik dipasar domestik maupun ekspor.

Menurut Armin, Direktur Utama PT Sinatar Top Tbk, pihaknya masih optimis masih mempu menjaga kinerjanya di tahun 2023. Pasalnya, selama ini fundamental perseroan cukup kuat. Terbukti, selama dua tahun saat pandemi Covid penjualannya juga terus tumbuh.

Pihaknya akan terus meningkatkan efisiensi disemua lini. Selain itu juga terus memperkuat distribusi dan jaringan market baik di pasar domestic maupun pasar ekspor. Sehingga semua produk perseroan akan lebih muda ditemui konsumen.

“Kami masih optimis tahun depan ada growth double digit. Karena itu, kami akan belanja modal (Capex) Rp 430 miliar. Selain untuk modal kerja juga meningkatkan kapasitas produksi sehingga ada idle yang cukup. Saat ini utilitas semua lini sudah 80 persen,” kata Armin, jumat (16/12).

Baca Juga :  Permintaan BBM Meningkat, Stok Solar di Surabaya Aman

Namun dia mengaku yang perlu diwaspadai adalah kenaikan bahan baku. Sebab sejak adanya perang Rusia-Ukraina, harga bahan baku khususnya gandum langsung naik 30-40 persen. Hal yang sama juga terjadi pada harga minyak goreng dan tepung. Hanya saja kenaikannya beragam.

Kenaikan ini akan berimbas pada menurunya marjin perseroan. Sebab pihaknya tidak bisa langsung menaikan harga jual terutama untuk produk-produk yang low end. Namun untuk produk high end pihaknya masih bisa menyesuaikan dengan menaikan harga jualnya.

“Kenaikan harga bahan baku membuat kami harus menurunkan marjin. Sebab kalau harga kami naikan maka daya beli akan turun. Kecuali produk premium memang kami naikan harganya,” tambahnya.

Terkait kinerja tahun 2022, Armin mengaku cukup bagus. Hingga kuartal III/2022, penjualnya mencapai Rp 3,57 triliun. Jumlah tersebut naik 17,42 persen atau Rp 530 miliar dari tahun lalu periode yang sama yakni Rp 3,04 triliun. Sementara laba bersih turun 3,24 persen dari Rp 433 miliar menjadi Rp 419 miliar.

Baca Juga :  Hadirkan Kebaikan Madu, Jintan Hitam (Habbatussauda), Kurma dalam Tiap Tegukan

Peningkatan penjualan ini didorong distribusinya yang makin merata di pasar domestik. Sehingga produk perseroan semakin muda dijumpai di seluruh pelosok tanah air. Selain itu, network pasar ekpsor juga terus diperkuat. Sehingga pasar ekpsor di kawasan Asia pasifik dan Timur Tengah juga terus tumbuh.

“Komposisi penjualan kami masih didominasi pasar domestik yakni 90 persen. Sisanya 10 persen dari pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik dan Tmur Tengah. Kami yakin hingga akhir tahun 2022 nanti, penjualan akan tumbuh 15 persen,” tambah Armin.

Direktur STTP Suwanto menambahkan, pihaknya tidak khawatir kondisi tahun 2023. Sebab emiten berkode STTP ini sudah menerapkan fundamental untuk melihat kondisi ke depan yang dimulai sejak pandemi Covid-19 yang tidak menguntungkan semua negara dan perusahaan.

“Kita sudah antisipasi dengan membangun kerja sama di luar dan dalam negeri. Network yang bagus inilah yang menyebabkan efisien dan efektif karena pelanggan cepat dan mudah untuk mendapatkan produk kita,” kata Suwanto. (fix/jay)

SURABAYA – PT Siantar Top Tbk – produsen makanan ringan – tetap optimis tahun 2023 penjualannya akan tumbuh double digit meskipun dunia bisnis dibayangi isu krisis global. Selain terus meningkatkan efisiensi di semua lini, juga memperkuat distribusi dan network baik dipasar domestik maupun ekspor.

Menurut Armin, Direktur Utama PT Sinatar Top Tbk, pihaknya masih optimis masih mempu menjaga kinerjanya di tahun 2023. Pasalnya, selama ini fundamental perseroan cukup kuat. Terbukti, selama dua tahun saat pandemi Covid penjualannya juga terus tumbuh.

Pihaknya akan terus meningkatkan efisiensi disemua lini. Selain itu juga terus memperkuat distribusi dan jaringan market baik di pasar domestic maupun pasar ekspor. Sehingga semua produk perseroan akan lebih muda ditemui konsumen.

“Kami masih optimis tahun depan ada growth double digit. Karena itu, kami akan belanja modal (Capex) Rp 430 miliar. Selain untuk modal kerja juga meningkatkan kapasitas produksi sehingga ada idle yang cukup. Saat ini utilitas semua lini sudah 80 persen,” kata Armin, jumat (16/12).

Baca Juga :  Garap Pasar Ekspor, Siantar Optimistis Tumbuh 20 Persen

Namun dia mengaku yang perlu diwaspadai adalah kenaikan bahan baku. Sebab sejak adanya perang Rusia-Ukraina, harga bahan baku khususnya gandum langsung naik 30-40 persen. Hal yang sama juga terjadi pada harga minyak goreng dan tepung. Hanya saja kenaikannya beragam.

Kenaikan ini akan berimbas pada menurunya marjin perseroan. Sebab pihaknya tidak bisa langsung menaikan harga jual terutama untuk produk-produk yang low end. Namun untuk produk high end pihaknya masih bisa menyesuaikan dengan menaikan harga jualnya.

“Kenaikan harga bahan baku membuat kami harus menurunkan marjin. Sebab kalau harga kami naikan maka daya beli akan turun. Kecuali produk premium memang kami naikan harganya,” tambahnya.

Terkait kinerja tahun 2022, Armin mengaku cukup bagus. Hingga kuartal III/2022, penjualnya mencapai Rp 3,57 triliun. Jumlah tersebut naik 17,42 persen atau Rp 530 miliar dari tahun lalu periode yang sama yakni Rp 3,04 triliun. Sementara laba bersih turun 3,24 persen dari Rp 433 miliar menjadi Rp 419 miliar.

Baca Juga :  Analis Proyeksikan Kinerja Positif BRI Berlanjut, Targetkan BBRI Tembus Rp6.100

Peningkatan penjualan ini didorong distribusinya yang makin merata di pasar domestik. Sehingga produk perseroan semakin muda dijumpai di seluruh pelosok tanah air. Selain itu, network pasar ekpsor juga terus diperkuat. Sehingga pasar ekpsor di kawasan Asia pasifik dan Timur Tengah juga terus tumbuh.

“Komposisi penjualan kami masih didominasi pasar domestik yakni 90 persen. Sisanya 10 persen dari pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik dan Tmur Tengah. Kami yakin hingga akhir tahun 2022 nanti, penjualan akan tumbuh 15 persen,” tambah Armin.

Direktur STTP Suwanto menambahkan, pihaknya tidak khawatir kondisi tahun 2023. Sebab emiten berkode STTP ini sudah menerapkan fundamental untuk melihat kondisi ke depan yang dimulai sejak pandemi Covid-19 yang tidak menguntungkan semua negara dan perusahaan.

“Kita sudah antisipasi dengan membangun kerja sama di luar dan dalam negeri. Network yang bagus inilah yang menyebabkan efisien dan efektif karena pelanggan cepat dan mudah untuk mendapatkan produk kita,” kata Suwanto. (fix/jay)

Most Read

Berita Terbaru