28 C
Surabaya
Sunday, June 11, 2023

Dampak Larangan Mudik, Okupansi Hotel Jeblok Selama Lebaran

SURABAYA – Meskipun saat Hari Raya Idul Fitri masyarakat diimbau untuk tidak mudik untuk mencegah penularan Covid-19 dan diharapkan aktivitas  perekonomian di dalam kota meningkat. Meskipun sebagian masyarakat menghabiskan waktu dengan staycation di hotel, akan tetapi hal tersebut belum berdampak pada target okupansi perhotelan di Jawa Timur (Jatim). Belum tampak adanya peningkatan jumlah kunjungan hotel. 

Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Jatim Dwi Cahyono mengatakan, dampak dari larangan mudik ini justru menambah buruk okupansi hotel. 

Pada H-2 lebaran saja, kunjungan hotel di Jatim, khususnya Surabaya, belum begitu ada peningkatan yang signifikan. Dwi mengatakan, saat ini hanya ada peningkatan sekitar 20 persen. “Sebetulnya sekarang kan sudah memasuki lebaran. Tahun-tahun sebelumnya, H-3 sebelum lebaran saja hotel sudah mulai ramai. Tapi sampai sekarang saja masih 20 persen,” kata Dwi saat dikonfirmasi melalui telepon. 

Baca Juga :  Libur Panjang Nataru, Okupansi Hotel di Daerah Wisata Meningkat

Saat disinggung mengenai staycation di hotel, Dwi menjawab hal itu tidak membantu okupansi selama lebaran dua tahun terakhir. Pasalnya, masyarakat Surabaya belum terbiasa untuk melakukam staycation di saat lebaran. Staycation pun hanya mendongkrak okupansi setidaknyan kurang dari 2 persen. 

Okupansi staycation masih kalah dengan food and bevrage (F&B) di hotel. Menurut data yang dia dapatkan, sejauh ini F&B masih mendominasi di atas 50 persen pendapatan hotel dan restoran di Jatim. “Orang lokal kalau mengadakan acara di restoran masih bisa mendongkrak. Tapi menginap, orang dalam kota menginap di hotel dalam kota, itu okupansi belum membantu. Efek penurunan okupansi hotel ini sudah mulai terasa sejak tangga 6-7  Mei lalu,” jelas Dwi. 

Baca Juga :  Bank Jatim Masih Perkasa di Tengah Lesunya Ekonomi

Pihaknya berharap setelah lebaran target okupansi hunian hotel kembali meroket setelah tanggal 17 Mei 2021 mendatang. “Iya mudah-mudahan setelah tanggal 17 Mei. Nggak tau lagi kalau pembatasan diperpanjang lagi sampai 24 Mei 2021. Saya prediksi pas hari H lebaran bisa meningkat 10 persen saja itu sudah bagus, namun nyatanya belum bisa setinggi itu,” tutupnya. (gin/nur)

SURABAYA – Meskipun saat Hari Raya Idul Fitri masyarakat diimbau untuk tidak mudik untuk mencegah penularan Covid-19 dan diharapkan aktivitas  perekonomian di dalam kota meningkat. Meskipun sebagian masyarakat menghabiskan waktu dengan staycation di hotel, akan tetapi hal tersebut belum berdampak pada target okupansi perhotelan di Jawa Timur (Jatim). Belum tampak adanya peningkatan jumlah kunjungan hotel. 

Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Jatim Dwi Cahyono mengatakan, dampak dari larangan mudik ini justru menambah buruk okupansi hotel. 

Pada H-2 lebaran saja, kunjungan hotel di Jatim, khususnya Surabaya, belum begitu ada peningkatan yang signifikan. Dwi mengatakan, saat ini hanya ada peningkatan sekitar 20 persen. “Sebetulnya sekarang kan sudah memasuki lebaran. Tahun-tahun sebelumnya, H-3 sebelum lebaran saja hotel sudah mulai ramai. Tapi sampai sekarang saja masih 20 persen,” kata Dwi saat dikonfirmasi melalui telepon. 

Baca Juga :  Penyaluran KUR BRI Efektif Bantu UMKM Kembangkan Usaha

Saat disinggung mengenai staycation di hotel, Dwi menjawab hal itu tidak membantu okupansi selama lebaran dua tahun terakhir. Pasalnya, masyarakat Surabaya belum terbiasa untuk melakukam staycation di saat lebaran. Staycation pun hanya mendongkrak okupansi setidaknyan kurang dari 2 persen. 

Okupansi staycation masih kalah dengan food and bevrage (F&B) di hotel. Menurut data yang dia dapatkan, sejauh ini F&B masih mendominasi di atas 50 persen pendapatan hotel dan restoran di Jatim. “Orang lokal kalau mengadakan acara di restoran masih bisa mendongkrak. Tapi menginap, orang dalam kota menginap di hotel dalam kota, itu okupansi belum membantu. Efek penurunan okupansi hotel ini sudah mulai terasa sejak tangga 6-7  Mei lalu,” jelas Dwi. 

Baca Juga :  Jelang Nataru, Travel Agent Banjir Permintaan

Pihaknya berharap setelah lebaran target okupansi hunian hotel kembali meroket setelah tanggal 17 Mei 2021 mendatang. “Iya mudah-mudahan setelah tanggal 17 Mei. Nggak tau lagi kalau pembatasan diperpanjang lagi sampai 24 Mei 2021. Saya prediksi pas hari H lebaran bisa meningkat 10 persen saja itu sudah bagus, namun nyatanya belum bisa setinggi itu,” tutupnya. (gin/nur)

Most Read

Berita Terbaru