30 C
Surabaya
Saturday, June 10, 2023

Sepanjang 2018, Penjualan Listrik PLN di Jatim Tumbuh 5,52 Persen

SURABAYA – Penjualan listrik PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur di sepanjang tahun 2018 berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,52 persen atau setara dengan 741.837 megawatt hour (MwH) dibanding tahun sebelumnya.

Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi Jatim Fenny Nurhayati mengatakan, pertumbuhan tersebut didongkrak oleh kategori layanan khusus atau multiguna yang berhasil meningkat 15,94 persen dibanding tahun 2017. “Growth penjualan listrik tertinggi kami ada di segmen tersebut,” terangnya.

Sementara, layanan multiguna biasanya digunakan untuk pesta atau untuk proses konstruksi yang membutuhkan pasokan listrik bersifat sementara. Adapun untuk penjualan listrik di kategori sosial mampu naik 10,12 persen dan di segmen bisnis berhasil tumbuh 8,18 persen.

Tidak hanya itu saja, di sektor industri juga mengalami peningkatan 5,52 persen, pemerintah naik 3,2 persen, dan rumah tangga growth 2,68 persen. “Nah, kalau diakumulasi secara total, penjualan kami tumbuh 5,52 persen dibanding 2017,” tutur Fenny.

Baca Juga :  Struktur Baru GOTO Bisa Jadi Acuan Startup untuk Kejar Profitabilitas

Fenny memaparkan, hingga saat ini jumlah pelanggan PLN di Jatim telah mencapai 11.427.735 pelanggan. Rinciannya, konsumen tegangan rendah sebanyak 11.424.157 atau berkontribusi 99 persen.

Lalu sisanya diisi oleh pengguna tegangan menengah sebesar 3.554 dan pelanggan tegangan tinggi 24. Fenny juga menerangkan, pada tahun 2019 ini penjualan PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur diproyeksi akan naik sekitar 6,97 persen dibanding tahun 2018. “Kemudian kalau untuk jumlah pelanggan, kami harap juga bisa naik sebesar 8,9 persen,” ungkapnya.

Salah satu strategi yang akan dilakukan PLN guna mencapai target tersebut yaitu tahun ini pihaknya akan memperpanjang program Super Power yang telah digulirkan sejak tahun 2018. Dengan tujuan untuk mengakomodir kebutuhan pelanggan.

Seperti yang telah diketahui, Super Power menawarkan sembilan paket produk unggulan bagi pelanggan maupun calon pelanggan dan juga menyediakan dua layanan percepatan yang memberikan kemudahan pelayanan listrik kepada masyarakat. “Intinya, kami akan terus konsisten melakukan perbaikan kualitas layanan dan keandalan pasokan listrik,” tuturnya.

Baca Juga :  Asuransi 2017, Jasa Raharja Bayar Santunan Rp 19 T

Saat ini daya mampu sistem pembangkit di Jatim mencapai 8.839 megawatt (MW). Kemudian beban puncaknya sekitar 5.716 MW. Fenny menerangkan, PLN Jatim juga mengirimkan pasokan listrik ke Jawa Tengah dan Bali sebesar 727 MW. “Jadi cadangan daya kami masih banyak. Yaitu di kisaran 2.400 MW,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait rasio elektrifikasi di Jatim, rata – rata sekarang sudah menyentuh angka 100 persen. Contohnya Surabaya memiliki rasio elektrifikasi 96,85 persen.

Kemudian Sidoarjo 115,91 persen, Pasuruan 97,13 persen, dan Gresik 114,72 persen. Lalu elektrifikasi Malang sudah mencapai 105,69 persen serta Nganjuk 98 persen. “Yang masih kurang memang di Madura. Seperti di Sampang elektrifikasinya masih 68,84 persen. Sumenep 58,4 persen, dan Pamekasan 79,04 persen,” paparnya. (cin/nur)

SURABAYA – Penjualan listrik PT PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur di sepanjang tahun 2018 berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,52 persen atau setara dengan 741.837 megawatt hour (MwH) dibanding tahun sebelumnya.

Manager Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi Jatim Fenny Nurhayati mengatakan, pertumbuhan tersebut didongkrak oleh kategori layanan khusus atau multiguna yang berhasil meningkat 15,94 persen dibanding tahun 2017. “Growth penjualan listrik tertinggi kami ada di segmen tersebut,” terangnya.

Sementara, layanan multiguna biasanya digunakan untuk pesta atau untuk proses konstruksi yang membutuhkan pasokan listrik bersifat sementara. Adapun untuk penjualan listrik di kategori sosial mampu naik 10,12 persen dan di segmen bisnis berhasil tumbuh 8,18 persen.

Tidak hanya itu saja, di sektor industri juga mengalami peningkatan 5,52 persen, pemerintah naik 3,2 persen, dan rumah tangga growth 2,68 persen. “Nah, kalau diakumulasi secara total, penjualan kami tumbuh 5,52 persen dibanding 2017,” tutur Fenny.

Baca Juga :  Transaksi Turun, Perbankan Kurangi Stok Kebutuhan Uang Lebaran

Fenny memaparkan, hingga saat ini jumlah pelanggan PLN di Jatim telah mencapai 11.427.735 pelanggan. Rinciannya, konsumen tegangan rendah sebanyak 11.424.157 atau berkontribusi 99 persen.

Lalu sisanya diisi oleh pengguna tegangan menengah sebesar 3.554 dan pelanggan tegangan tinggi 24. Fenny juga menerangkan, pada tahun 2019 ini penjualan PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur diproyeksi akan naik sekitar 6,97 persen dibanding tahun 2018. “Kemudian kalau untuk jumlah pelanggan, kami harap juga bisa naik sebesar 8,9 persen,” ungkapnya.

Salah satu strategi yang akan dilakukan PLN guna mencapai target tersebut yaitu tahun ini pihaknya akan memperpanjang program Super Power yang telah digulirkan sejak tahun 2018. Dengan tujuan untuk mengakomodir kebutuhan pelanggan.

Seperti yang telah diketahui, Super Power menawarkan sembilan paket produk unggulan bagi pelanggan maupun calon pelanggan dan juga menyediakan dua layanan percepatan yang memberikan kemudahan pelayanan listrik kepada masyarakat. “Intinya, kami akan terus konsisten melakukan perbaikan kualitas layanan dan keandalan pasokan listrik,” tuturnya.

Baca Juga :  Peringati Harpelnas, Jajaran Direksi BNI Sapa Nasabah secara Virtual

Saat ini daya mampu sistem pembangkit di Jatim mencapai 8.839 megawatt (MW). Kemudian beban puncaknya sekitar 5.716 MW. Fenny menerangkan, PLN Jatim juga mengirimkan pasokan listrik ke Jawa Tengah dan Bali sebesar 727 MW. “Jadi cadangan daya kami masih banyak. Yaitu di kisaran 2.400 MW,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait rasio elektrifikasi di Jatim, rata – rata sekarang sudah menyentuh angka 100 persen. Contohnya Surabaya memiliki rasio elektrifikasi 96,85 persen.

Kemudian Sidoarjo 115,91 persen, Pasuruan 97,13 persen, dan Gresik 114,72 persen. Lalu elektrifikasi Malang sudah mencapai 105,69 persen serta Nganjuk 98 persen. “Yang masih kurang memang di Madura. Seperti di Sampang elektrifikasinya masih 68,84 persen. Sumenep 58,4 persen, dan Pamekasan 79,04 persen,” paparnya. (cin/nur)

Most Read

Berita Terbaru